Laporan keuangan perusahaan jasa

Bisnis yang bertahan lama adalah yang dibangun berdasarkan hubungan pertemanan.” (Alfred A. Montapert) 

Laporan keuangan untuk perusahaan berskala besar tentu berbeda dengan laporan keuangan perusahaan berskala kecil-menengah. Laporan keuangan untuk perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur juga berbeda. Dilihat dari sederhana tidaknya format laporan keuangan, laporan keuangan pada perusahaan jasa adalah yang paling sederhana.
Berikut ini adalah beberapa perbedaan dari perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur. 

Kriteria
Perusahaan Jasa
Perusahaan Dagang
Perusahaan Manufaktur
Jenis usaha
Menawarkan jasa (sesuatu yang tidak bisa dilihat, tapi bisa dirasakan)
Membeli barang untuk dijual kembali tanpa diproses terlebih dahulu
Membeli bahan baku atau setengah jadi, diproses, lalu dijual
Ada tidaknya persediaan
Tidak memiliki persediaan
Memiliki persediaan barang dagang
Memiliki persediaan bahan baku, bahan setengah jadi, dan barang jadi
Kompleksitas laporan keuangan
Paling sederhana
Lebih rumit daripada perusahaan jasa
Paling kompleks

Laporan keuangan perusahaan jasa

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan utamanya menyediakan layanan jasa. Contoh dari perusahaan jasa adalah konsultan, salon, agen naskah, dan bisnis kecantikan sejenis, jasa keuangan, dan semua perusahaan baik berskala kecil, sedang, maupun menengah yang memberikan pelayanan jasa. Perusahaan jasa memiliki tiga skala dilihat dari besar kecilnya usaha, yaitu perusahaan berskala kecil, menengah, dan besar. Untuk perusahaan berskala kecil dan menengah, Standar Akuntansi Keuangan yang dipakai adalah ETAP atau Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

Prosedur pembuatan laporan keuangan perusahaan jasa dimulai dari skala perusahaan kecil dan menengah. Perhatikan siklus berikut:
1. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Perusahaan Jasa berskala Kecil-Menengah
Perusahaan Jasa berskala Kecil-Menengah

Keterangan:
  1. Yang bisa diproses dalam laporan keuangan hanya transaksi keuangan yang berkaitan dengan perusahaan.
  2. Transaksi keuangan harus didasarkan pada bukti transaksi. Tanpa itu, transaksi tidak bisa diproses (dicatat). Pencatatan transaksi tanpa bukti adalah tindakan penggelapan/morald hazard.

Bukti-Bukti Transaksi
  • Faktur atau invoice, adalah dokumen yang dipakai untuk bukti transaksi yang dilakukan secara kredit baik penjualan maupun pembelian berisikan tentang nama barang, jumlah, harga barang, total harga dan lainnya.
  • Kuitansi adalah tanda bukti transaksi tunai yang ditandatangani oleh pihak penjual (penerima uang). Sebuah kuitansi harus dibubuhi materai (untuk jumlah tertentu,sesuai dengan aturan yang berlaku). Lembar asli kuitansi diserahkan ke pihak yang membayar/pembeli dan tembusan atau potongan kuitansi untuk pihak penjual/penerima.
  • Bukti memorial adalah bukti transaksi intern berupa memo (catatan) dari seorang pimpinan perusahaan kepada staf akuntansi untuk melakukan pencatatan sebuah kejadian.
Nota debit dan nota kredit, adalah bukti transaksi atas pengembalian barang karena hal-hal tertentu, misalnya barang rusak atau tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Nota debit, dibuat oleh pembeli dengan mendebit akun kreditur yang berakibat utang usaha berkurang.

Nota kredit, dibuat oleh penjual dengan mengkredit akun pembeli yang berakibat piutang usaha berkurang.
  • Slip gaji adalah informasi resmi atau bukti bahwa karyawan diperusahaan telah menerima gaji pada periode tersebut yang tertera rincian penghasilan beserta potongan-potongan dari perusahaan.
  • Cek (cheque) adalah surat atau dokumen yang berisikan perintah pembayaran uang kepada bank dari yang bertanda tangan di cek tersebut kepada yang namanya tertera pada cek tersebut.
  • Nota kontan adalah bukti untuk transaksi tunai baik penjualan maupun pembelian.
Jurnal umum
Pada perusahaan jasa, hanya dikenal satu jurnal, yaitu jurnal umum. Fungsi jurnal sama seperti fungsi buku harian. Buku harian adalah catatan atas keseharian yang ditulis per hari tentang segala macam aktivitas yang dilakukan. Sementara, jurnal umum adalah catatan transaksi keuangan perusahaan yang dicatat berdasarkan bukti transaksi yang dilakukan setiap hari. Setiap ada transaksi, perusahaan langsung mencatat transaksi tersebut ke dalam jurnal umum.
  • Bila perusahaan jasa tersebut berskala kecil hingga menengah, jurnal umum bisa dibuat menggunakan software Microsoft Excel. Namun, bila perusahaan jasa tersebut berskala besar, biasanya perusahaan memiliki software tersendiri.
  • Setiap ada transaksi keuangan, bagian keuangan wajib mencatatnya. Kesalahan sekecil apa pun bisa berakibat fatal.
  • Jurnal umum harus memuat:
Judul: nama perusahaan, tulisan “Jurnal Umum”, dan tahun atau periode pembuatan jurnal,
Tanggal transaksi yang harus cocok dengan bukti transaksi, dan
Nama perkiraan atau akun. Akun atau perkiraan adalah penggolongan transaksi sejenis sesuai dengan tempatnya masing-masing. Pada perusahaan jasa, akun/perkiraan yang biasa dipakai adalah sebagai berikut:
Akun riil atau akun yang ada pada neraca, terdiri atas: Kas, Piutang usaha, Perlengkapan, Beban dibayar di muka, Persediaan, Utang usaha, dan Modal.
Akun Nominal atau akun yang ada pada laporan laba rugi, terdiri atas: Pendapatan, dan Beban.
Uraian atau keterangan, berisi penjelasan tentang akun (ditulis bila dibutuhkan), misalnya “Kas yang disetorkan oleh pemilik itu adalah sebagai modal awal”.
Ref, pada jurnal umum adalah referensi yang mengacu pada kode akun. Kode akun memiliki beberapa bentuk, tapi sebagian besar perusahaan menggunakan kode akun “Kelompok”. Kode akun tidak bisa dibuat sembarang. Berikut ini adalah ketentuannya.
1xxxx = Aktiva
2xxxx = Utang
3xxxx = Modal
4xxxx = Pendapatan
5xxxx = Beban
  • Debit dan Kredit vs Saldo Normal. Umumnya, debit berarti bertambah dan kredit berarti berkurang. Namun, ternyata belum tentu demikian. Dalam akuntansi, saldo akun yang bertambah atau berkurang bisa dengan debit atau kredit. Aturannya adalah sebagai berikut.
Aktiva atau Harta= Kewajiban + Modal
+ Debit- Kredit- Debit+ Kredit

Buku Besar
Ada begitu banyak transaksi yang ditulis setiap hari di jurnal umum. Karena itu, tentu kita ingin mengetahui jumlah kas saat ini atau ingin melihat jumlah piutang, utang, dan persediaan yang dimiliki saat ini. Untuk itu, pencatatan transaksi ke jurnal umum harus disertai dengan pencatatan ke buku besar. Jadi, setelah bagian akuntansi menulis transaksi keuangan ke jurnal umum, pada hari dan saat itu juga, harus dilakukan pencatatan (posting) ke buku besar.

Neraca Saldo
Neraca saldo bukanlah bagian dari laporan keuangan (neraca). Namun, keberadaannya sangat penting karena neraca saldo ini bisa dianggap sebagai neraca percobaan atau trial balance yang bisa digunakan untuk mengecek kebenaran transaksi keuangan yang dicatat pada jurnal dan buku besar. Pencatatan neraca saldo bersumber dari buku besar.
Pada akhir periode (akhir bulan, akhir semester, atau akhir tahun), pemilik perusahaan biasanya ingin melihat posisi keuangan perusahaan, jumlah kas, utang, dan piutang. Untuk itu, sebelum membuat laporan keuangan, dibuatlah neraca saldo yang digunakan sebagai “percobaan” sebelum melangkah ke laporan keuangan.

Neraca saldo memuat hal-hal berikut.
  • Judul: Nama perusahaan, "Neraca Saldo", dan waktu "Per- ...", misalnya: Per- 31 Desember 2012
  • Nama akun, ditulis sesuai urutan, yaitu aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, dan beban. Setiap kelompok diurutkan sesuai dengan lambat tidaknya akun tersebut dicairkan (liquid-nya). Makin liquid akun tersebut, posisinya semakin atas.
  • Ref, diisi dengan nomor akun.
  • Debit dan kredit diisi berdasarkan saldo terakhir buku besar.
Jurnal Penyesuaian
Jika sebelum pembuatan laporan keuangan ada data yang tidak sempat ditulis di jurnal umum dan diposting di buku besar, tapi bukan karena kelalaian bagian akuntansi yang lupa mencatat, melainkan karena transaksi tersebut memang baru terjadi atau diketahui di akhir periode (sesaat sebelum laporan keuangan dibuat), dibuatlah jurnal penyesuaian agar catatan keuangan sesuai dengan kondisi yang ada.
Apa beda jurnal penyesuaian dengan jurnal umum? Bila jurnal umum berfungsi seperti buku harian yang mencatat setiap transaksi keuangan setiap hari, jurnal penyesuaian ini tidak dibuat setiap hari. Biasanya, jurnal penyesuaian dibuat pada akhir periode ketika bagian akuntansi akan membuat laporan keuangan. Berikut ini adalah transaksi keuangan yang membutuhkan jurnal penyesuaian.
  • Beban terutang adalah beban yang masih harus dibayar. Hal tersebut bisa terjadi misalnya karena hari pembayaran beban bertepatan dengan hari libur sehingga pembayaran ditunda.
  • Pendapatan yang belum diterima adalah pendapatan yang belum dibayar padahal jasa sudah diberikan. Misalnya, konsultan keuangan telah memberikan jasa kepada klien senilai Rp 10.000.000,00 untuk bulan Oktober. Namun, pendapatan jasa tersebut baru bisa diterima awal bulan berikutnya (bulan November). Maka, bagian akuntansi mencatatnya ke jurnal penyesuaian.
  • Beban dibayar di muka adalah sesuatu yang belum dinikmati, tapi sudah dibayar di awal transaksi, misalnya untuk sewa gedung (biasanya uang sewa dibayar di depan) dan asuransi.
  • Pendapatan diterima di muka adalah pendapatan yang sudah diterima di muka, tapi jasanya belum diberikan, misalnya pendapatan jasa konsultasi keuangan.
  • Perlengkapan yang sudah terpakai. Perlengkapan merupakan aktiva penunjang atau pelengkap kegiatan operasional perusahaan, contohnya pensil, penghapus, kertas, bolpoin, dan tinta printer. Di akhir periode (sebelum dibuat laporan keuangan), jumlah perlengkapan tentu akan berkurang karena dipakai.
  • Penyusutan disebut juga depresiasi, yaitu berkurangnya masa manfaat aktiva tetap akibat pemakaian. Misalnya, kondisi mobil perusahaan untuk kegiatan operasional pada tahun pertama jelas akan berbeda dengan kondisi pada tahun kelima. Penurunan nilai tersebut harus dicatat dalam jurnal penyesuaian.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membuat jurnal penyesuaian penyusutan aktiva tetap.
  • Harga perolehan adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap misalnya harga jual mobil/kendaraan dan biaya pengiriman.
  • Nilai ekonomis adalah usia aktiva tetap, misalnya mobil ditaksir bisa berusia hingga 5 tahun atau gedung berusia 10 tahun.
  • Nilai residu adalah nilai sisa ketika aktiva sudah tidak bisa lagi digunakan atau ketika masa manfaatnya sudah habis.
  • Metode penyusutan adalah metode yang dipilih perusahaan dalam menyusutkan aktiva tetap. Setiap perusahaan bisa memilih metode yang berbeda, bergantung kepada kebijakan perusahaan itu. Ada dua metode penyusutan yang paling sering digunakan di perusahaan jasa karena lebih mudah dibandingkan yang lain, yaitu:
Metode garis lurus adalah metode penyusutan dengan jumlah beban penyusutan yang sama dari tahun ke tahun. Rumus:
(Harga perolehan – Nilai Residu) x persentase penyusutan
Metode Saldo Menurun adalah metode penyusutan aktiva tetap ditentukan atas persentase tertentu sesuai dengan harga pada tahun tersebut.
Salah dalam mencatat. Jurnal penyesuaian juga perlu dibuat saat ada kesalahan dalam pencatatan dan baru disadari saat akan membuat laporan keuangan. Ada tiga jenis kesalahan dalam mencatat, yakni lupa belum dicatat, kesalahan mencatat angka, dan kesalahan mencatat akun.
Neraca Lajur
Tahap yang ditunggu-tunggu hampir tiba, yakni menyiapkan laporan keuangan. Namun, lagi-lagi ada “jembatan” penghubung untuk mengecek validitas angka-angka yang sudah diproses mengingat dalam perusahaan ada begitu banyak transaksi setiap harinya. Untuk itu, dibuatlah neraca lajur atau kertas kerja.

Neraca lajur disebut juga dengan kertas kerja adalah ringkasan seluruh transaksi keuangan yang terjadi selama periode tertentu. Neraca lajur bisa dijadikan gambaran umum mengenai kondisi perusahaan sebelum perusahaan membuat laporan keuangan yang sesungguhnya.

Laporan laba rugi
Laporan laba rugi pada intinya berisi semua hasil kegiatan usaha perusahaan serta kegiatan lain dan semua penyeluaran yang ada hubungannya dengan kegiatan utama. Bila pendapatan lebih besar dari daripada beban, hasilnya adalah laba. Sebaliknya bila pendapatan lebih kecil daripada beban maka hasilnya adalah rugi.
Laporan perubahan modal
  • Laporan perubahan modal dibuat setelah pembuatan laporan laba rugi
  • Laporan perubahan modal intinya berisi modal awal ditambah dengan laba. Namun bila rugi berarti dikurangi dengan jumlah rugi. Bila perusahaan jasa tersebut berskala tidak besar, prive (pengambilan untuk kepentingan pribadi milik perusahaan) akan ikut mengurangi modal. Sementara untuk perusahaan besar, laba yang dibagikan/dividenlah yang mengurangi modal perusahaan.
  • Rugi akan mengurangi modal awal, sedangkan laba akan menambah modal awal.
Neraca
  • Neraca pada perusahaan jasa berskala kecil-menengah sama seperti pada perusahaan berskala besar, yaitu mengenai posisi keuangan yang dimiliki perusahaan.
  • Ada tiga hal yang penting sehubungan dengan posisi keuangan perusahaan ini, yaitu aktiva, utang dan modal.
  • Akun-akun pada neraca disebut akun riil.
  • Neraca dibuat setelah membuat laporan laba rugi dan perubahan modal.
  • Jumlah aktiva/harta = utang+modal
Laporan arus kas
  • Laporan arus kas berisi arus kas masuk dan keluar yang ditulis berdasarkan kelompoknya masing-masing.
  • Ada tiga kelompok pencatatan arus kas, yaitu arus kas untuk kegiatan operasional (kegiatan utama perusahaan), kegiatan investasi (pembelian dan penjualan aktiva tetap), serta kegiatan pendanaan (penambahan jumlah utang dari kreditor atau pengurangan jumlah utang).
  • Laporan arus kas memberikan informasi kas yang benar-benar dimiliki oleh perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Aktiva, bila pada aktiva selisihnya positif, artinya ada penembahan pengeluaran (pengeluaran kas), misalnya untuk membeli peralatan. Namun, bila seilisihnya negatif, berarti ada penerimaan kas misalnya penjualan peralatan.
Utang dan Modal, bila selisih positif artinya ada penambahan utang (kas bertambah) sedangkan bila selisihnya negatif mata terjadinya pengurangan utang (kas berkurang), misalnya pada saat pembayaran utang kepada keditur.

Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk perusahaan jasa berskala kecil hingga menengah, biasanya tidak ada catatan atas laporan keuangan.
Perusahaan Jasa berskala Besar
Bagaimana dengan perusahaan jasa berskala besar? Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan laporan keuangan pada perusahaan berskala besar.
  1. Biasanya perusahaan ini sudah go public atau tercatat dibursa efek sehingga laporan keuangan perusahaan tersebut bisa diakses oleh siapa saja.
  2. Perusahaan memiliki kebijakan dan software tersendiri berkaitan dengan pencatatan transaksi yang berhubungan dengan keuangan setiap harinya. Tidak mungkin bila ratusan transaksi bahkan lebih yang terjadi setiap hari dicatat secara manual. Untuk itu, biasnaya staf akuntansi hanya tinggal mengoperasikan software yang berkaitan dengan laporan keuangan. Meskipun begitu, staf akuntasi juga harus mengerti secara detail makna dari setiap transaksi.
  3. Pada dasarnya pola aliran transaksi keuangannya sama seperti keterangan sebelumnya.
  4. Standar akuntansi perusahaan jasa go public dengan yang belum go public (skala kecil menengah)adalah sangat berbeda. Perusahaan jasa berskala besar menggunakan standar akuntansi IFRS per 1 Januari 2012, sedangkan perusahaan jasa berskala kecil menengah menggunakan standar akuntansi ETAP.
Jurnal Penutup
Setelah laporan keuangan selesai dibuatpada akhir periode akuntasi (biasanya akhir tahun, perusahaan masih memiliki tanggungan terkait dengan catat keuangan yaitu membuat jurnal penutup. Jurnal penutup adalah jurnal yang berfungsi menutup akun-akun nominal atau akun-akun yang ada pada laporan laba rugi sehingga saldonya menjadi nol. Perlu diketahui bahwa akun-akun nominal yang berisi pendapatan dan beban perusahaan tersebut hanya berlaku pada periode akuntansi tersebut. Untuk periode selanjutnya, akun-akun nominal akan memiliki jumlah yang baru lagi, berbeda dengan akun riil yang tidak perlu ditutup dengan jurnal penutup.

Neraca Saldo setelah Penutupan
Neraca saldo setelah penutupan dibuat untuk mengecek keseimbangan jumlah saldo sebelum dan sesudah peutupan pada buku besar.

Jurnal Pembalik
  • Sifat jurnal. Tidak wajib untuk dibuat, perusahaan bisa memilih untuk membuat jurnal atau tidak.
  • Waktu pembuatan. Awal periode akuntasi (bulan Januari tahun berikutnya)
  • Tujuan. Mengembalikan pada posisi semula (saldo masin-masing nol sebelum dibuat jurnal baru)
  • Akun yang dijurnal. Beban yang masih belum dibayar dan pendapatan yang masih belum diterima.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Laporan keuangan perusahaan jasa"

Post a Comment